NUNUKAN [siagasatu.co.id] – Pihak RSUD Nunukan, melalui Direktur Utamanya, dr Dulman mengaku belum bisa memastikan jenis Hidrosefalus yang dideritai balita berusia 1,6 tahun asal Kecamatan Sei Menggaris, Aisyah yang saat ini masih dalam perawatan di RSUD tersebut.
Menurut Dulman, dalam dunia medis diketahui ada dua jenis Hidrosefalus. Masing-masing, Hidrosefalus Kongenital yang umumnya merupakan infeksi yang terjadi pada masa kehamilan. Yang kedua adalah Hidrosefalus yang terjadi setelah bayi dilahirkan.
Hidrosefalus sendiri umumnya disebabkan oleh penyakit pada otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak. Disebabkan oleh ketidakseimbangan antara berapa banyak cairan serebrospinal yang diproduksi dan berapa banyak yang diserap ke dalam aliran darah.
“Hingga saat ini, (Kamis, 13 Mei 2022) kami masih belum bisa memastikan Hidrosefalus mana yang diderita Aisyah,” kata Dulman.
Untuk memastikannya, lanjut Dulman, pihaknya terlebih dahulu harus melakukan anamnesa kepada ibunya. Mengingat, saat Aisyah dilahirkan tidak ada tanda-tanda Hidrosefalus. Setelah anamnesa, baru dilakukan pemeriksaan secara Ultrasonografi (USG).
“Kondisi kepalanya membesar karena banyak cairan di dalamnya. Apalagi anak ini belum dua tahun, ubun-ubunnya belum tertutup sehingga memungkinkan ada sumbatan,” terang Dulman.
Penanganan yang harus dilakukan terhadap Aisyah, dilakukan tindakan operasi oleh dokter ahli bedah saraf. Artinya, Aisyah harus dirujuk ke Rumah Sakit yang ada dokter ahli bedah sarafnya, karena di Nunukan dokter dengan keahlian tersebut belum tersedia.
Tapi untuk waktu dekat, dengan kondisi berat badan yang belum ideal, belum memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi. Pada usia 1,6 tahun rata-rata berat ideal balita antara 8,9 hingga 11,5 Kg.
Sedangkan berat badan Aisyah saat ini baru 7 Kg. Hal itu disebabkan karena kepalanya yang terus membesar. Karenanya pihak RSUD Nunukan akan melakukan perawatan terlebih dahulu sebelum dirujuk untuk dilakukan operasi.
Direktur RSUD Nunukan ini sempat menyayangkan kondisi kesehatan Aisyah yang dibiarkan berlarut-larut hingga kepalanya kian membesar. Mestinya, lanjut dia, jika ada anak yang menunjukkan tanda-tanda Hidrosefalus, segera dibawa ke rumah sakit.
“Jangan ditunda-tunda. Penanganan yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah pengobatan awal dan mempercepat proses penyembuhan,” tuturnya.
Kepada setiap ibu hamil Dulman menyarankan agar melakukan kontrol berkala ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mengetahui jika terjadi infeksi virus. Ibu hamil, bayi dan anak, katanya harus mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang diberikan dokter.® (INNA/DIKSIPRO).