TIDENG PALE [siagasatu.co.id] – Postingan akun Fb yang melansir pemberitaan ‘Pasar Betayau Senilai Rp5,7 Miliar, Dibangun untuk Ditelantarkan’ ramai direspon warganet terutama warga Kabupaten Tana Tidung.
Kebanyakan mereka turut mengkritisi pembangunan pasar tersebut yang tidak pernah difungsikan, Jum’at (25/2/2022).
Kritisi banyak mengalir seputar biaya pembangunan yang mencapai Rp5,7 miliar.
Mereka menduga adanya tindak pidana korupsi terkait anggaran pembangunannya.
Seperti akun fb Gunhalang, mengkritisi alasan pembangunan Pasar Betayau tersebut dan mempertanyakan pula nilai fisik bangunan yang menurutnya tidak sampai menghabiskan dana Rp5 miliar.
“Yg bangun kan cuma mau proyeknya doang, buktinya dilihat dari fisik bangunan ngak adalah 5 m lebih, sederhana begitu kok,” tulisnya.
Hal ini didukung warganet lainnya seperti akun, Sis Hajar dan Rajis.
“Gak sampai itu 5m bos”, “5M Sama yg masuk kantong”, kata mereka.
Kritisi agak bijak disampaikan akun Baskoro Putra. Dia menilai jika dana Rp5 miliar tersebut digunakan untuk memperbaiki fasum yang lain.
“Proyek ga jelas, lebih baik dana sebesar itu digunakan untuk memperbaki fasum yg lebih penting seperti jalan-jalan yg berlubang,” tulisnya.
Muncul pula warganet dari akun Wawan. Dia perencanaan pembangunan pasar sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
“Ini lokasi pasar agak jauh dari perkampungan jadi sangat membutuhkan waktu buat kesana terlalu jauh maszeehhh menurut pendapat saya..” sebutnya.
Banyak kritisi lain terkait pembangunan Pasar Betayau di Kabupaten Tana Tidung ini.
Mereka semua menyayangkan terbuangnya anggaran sebegitu besar untuk fasilitas yang tidak pernah digunakan.®
Reporter : Nasir