KHOTYANIVKA, UKRAINA, [siagasatu.co.id] – Yulia Yanchar berharap dia dan keluarganya akan kembali ke rumah baru yang terpaksa mereka tinggalkan ketika perang datang ke desa mereka di utara ibu kota Ukraina, Kyiv, Sabtu (5/3/2022).
“Kami tinggal di flat sewaan selama 10 tahun untuk membangun rumah kami. Dan sekarang, akhirnya, kami pindah. Dan kami senang dengan setiap gambar yang kami gantung di dinding,” kata Yanchar, yang bekerja sebagai direktur PR di sebuah dana amal, kepada Reuters.
“Dan sekarang kita harus meninggalkan semuanya dan pergi karena bom bisa jatuh di sini, karena tank bisa melewati jalan-jalan kita,” tambahnya.
Yanchar bercerita, beberapa hari yang lalu, ketika Rusia menginvasi Ukraina, sebuah rudal meledak di udara di atas desa yang terletak di dekat Sungai Dnieper dan potongan rudal menghantam sebuah rumah dan memicu kebakaran.
“Lalu itu benar-benar menakutkan bagi semua orang,” kenangnya.
Putri Yanchar yang berusia enam tahun, Eva, telah berusaha untuk tetap fokus pada kehidupan normal.
“Kami tidak akan takut berkelahi, kami tidak akan bersembunyi, kami tidak akan takut dengan bom, kami tidak akan takut apa pun,” kata Eva dalam video yang direkam untuk media sosial.
Tapi Yanchar akhirnya memutuskan terlalu berisiko untuk tinggal di rumah.
“Kami terus memantau semua berita. Saya baru saja kehabisan air mata untuk menangis,” katanya.
“Saya sangat berharap kami akan bertahan, karena kami memiliki orang-orang yang dapat dipercaya. Kami memiliki orang-orang yang siap untuk menjatuhkan tank dengan tangan mereka.”
Yanchar mengatakan Dia akan kembali ke Khotyanivka suatu hari nanti.
“Saya percaya bahwa kita tidak akan kehilangan negara kita, dan Saya percaya bahwa kita akan hidup di negara kita, dan Saya percaya bahwa kita akan baik-baik saja dan Saya akan menanam di properti Saya semua pohon cemara yang Saya impikan,” tandasnya.®
Editor : Suryadi
Sumber : Reuters