KYIV [siagasatu.co.id] – Rusia membom sebuah menara TV di ibu kota Ukraina pada Selasa (1/3/2022) dan menghujani kota Kharkiv.
Moskow mengintensifkan pengebomannya terhadap daerah perkotaan Ukraina dalam perubahan taktik setelah invasi enam hari terhenti.
Seorang pejabat AS mengatakan kolom lapis baja beberapa mil yang menahan ibukota Kyiv tidak membuat kemajuan apa pun dalam 24 jam terakhir.
Rusia mengalami masalah logistik, kekurangan bahan ygbakar dan makanan, dan mungkin berhenti untuk menilai kembali taktik.
Kementerian pertahanan Rusia mendesak warga Kyiv untuk melarikan diri dan mengatakan akan menyerang daerah yang tidak ditentukan yang digunakan oleh dinas keamanan dan komunikasi Ukraina.
Berbicara di kompleks pemerintah yang dijaga ketat di Kyiv, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Rusia harus “pertama-tama berhenti mengebom orang” sebelum pembicaraan damai dapat membuat kemajuan.
Dalam wawancara bersama dengan Reuters dan CNN, Zelenskiy juga mendesak anggota NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk menghentikan angkatan udara Rusia.
Sebuah rudal Rusia telah menghantam sebuah menara TV di dekat situs peringatan Babyn Yar Holocaust di Kyiv, menewaskan sedikitnya lima orang.
Zelenskiy, yang juga berbicara melalui telepon selama 30 menit dengan Presiden AS Joe Biden pada Selasa (1/3/2022), mengatakan serangan artileri di kota timur Kharkiv merupakan “terorisme negara”.
Rusia masih memiliki lebih banyak kekuatan untuk dikerahkan ke dalam pertarungan.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan “operasi militer khusus” akan berlanjut sampai mencapai tujuannya, yang didefinisikan oleh Putin sebagai melucuti senjata Ukraina dan menangkap “neo-Nazi” yang katanya menjalankan negara.
Serangan roket pada Selasa di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 35, kata penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Herashchenko.
Kelompok hak asasi manusia dan duta besar Ukraina untuk Amerika Serikat menuduh Rusia menggunakan bom tandan dan bom vakum, senjata yang dikutuk oleh banyak organisasi.
Moskow membantah menargetkan warga sipil.®
Editor : Suryadi
Sumber : Reuters