Menu

Mode Gelap

Editorial · 10 May 2022 17:57 WITA

Mafia di Lahan Subur (tamat)


 H. Rachmat Rolau, Pemimpin Redaksi siagasatu.co.id Perbesar

H. Rachmat Rolau, Pemimpin Redaksi siagasatu.co.id

Catatan:
H. Rachmat Rolau

(Wartawan Senior)

DALAM kamus besar bahasa Indonesia, Mafia diterjemahkan sebagai organisasi (kelompok) rahasia. Bergerak di bidang kriminal. Setiap kejahatan yang melibatkan kelompok orang dapat digolongkan sebagai mafia. Tetapi oleh banyak orang, mafia hanya dipahami sebagai organisasi kejahatan yang secara khusus bergerak di bidang perdagangan narkotik.

Mafia tidak sekadar organisasi perdagangan narkotik.  “Kata” Mafia sendiri  berasal dari Sisilia: “Morte Alla Francia Italia Anelia” –  “Mati bagi Prancis adalah Sorakan bagi Italia”. Penduduk Sisilia merupakan mendatang dari Italia.

Awalnya, penduduk Sisilia  adalah pendatang dari Itali. Namun, selama berabad-abad, warga Sisilia  tidak pernah memegang kendali dalam pemerintahan. Tidak pernah berkuasa di pulaunya sendiri.  Mereka terjajah oleh para penjajah dari berbagai bangsa.

Orang-orang Spanyol,  Arab, Yunani, dan  Prancis secara berganti menduduki pulau itu. Perancis berhasil mengusir orang-orang Arab setelah berperang lebih kurang 30 tahun. Penjajahan-demi penjajahan membuat orang-orang Sisilia menjadi tertutup. Mereka lantas membentuk organisasi–organisasi rahasia bernama yang disebut “Mafia”.

Orang Prancis Normandia menguasai Sisilia sekitar tahun 1091. Kekhawatiran Prancis dimulai ketika munculnya organisasi-organisasi rahasia Sisilia. Prancis lantas menerapkan pemerintahan Tirani:  kebebasan berkumpul dilarang. Demonstrasi-demonstrasi  dibubarkan. Yang melanggar aturan dihukum berat.  Prancis tidak ingin orang-orang Sisilia bersatu. Mereka paham,  bahwa di dalam “kesatuan ada kekuatan”.

Namun di balik tekanan yang kuat,  justru makin membuat geng-geng Sisilia bersatu dan akhirnya bangkit melawan sang penindas. Perlawanan mafia Sisilia berbuah kemenangan. Namun pasca kemerdekaannya dari penjajahan, justru masyarakatnya tertindas oleh bangsanya sendiri.

Mafia Sisilia memeras uang dari rakyatnya yang seharusnya mereka lindungi. Mereka meminta uang  yang disebut  uang ‘perlindungan’  melalui surat yang ‘sopan’. Berstempel telapak “tangan hitam”  yang artinya: Mafia Sisilia. Bagi yang menolak permintaan itu akan mengalami kekerasan. Keluarganya  diculik dan harus ditebus. Atau rumah mereka dibakar.

Adalah Raffaele Palizzolo  – bos mafia  Sisilia pertama yang terpilih menjadi anggota  parlemen di pulau itu.  Ia mengatur semuanya. Kelompoknya menjadi Perdana Menteri. Direktur di bank-bank  nasional. Perpaduan antara mafia dan politik menjadi ciri pemerintahan di Sisilia kala itu.

Dari sinilah kali pertama korupsi merajalela. Kelompok-kelompok (mafia) yang berkuasa  dengan gampang mengorup uang rakyat.  “U Pesci fet d’a testa  – ikan busuk dimulai dari kepala. Ini ungkapan orang-orang Sisilia yang artinya:  korupsi dimulai dari pucuk pemimpin organisasi.

*****

Bangsa ini merdeka sudah lebih 76 tahun. Namun berbagai bentuk kesewenang-wenangan masih juga dijumpai di berbagai pojok nusantara. Kekerasan aparat  terhadap bangsa sendiri. Pemerasan terhadap rakyat sendiri. Korupsi di negeri sendiri. Melecehkan martabat bangsa sendiri.

Kita memang bukan mafia Sisilia yang pernah ada beberapa abad silam, yang secara terbuka, memeras rakyat melalui tumpukan aturan memaksa. Tetapi mungkin kita lebih kejam dari sekadar memeras. Kita sudah lama merdeka. Tetapi tanpa kita sadari, mafia masih terasa ada di sekeliling kita.

Korupsi yang tidak mengenal waktu dan tempat. Koruptor yang tidak mengenal pangkat dan jabatan. Pelecehan seksual yang tidak mengenal batas usia. Lebih miris lagi: pelaksanaan hukum  (law enforcement) yang dipandang  hanya “tajam” ke bawah.

Dalam hal ekonomi, harga sembilan bahan pokok mengoyak saku kalangan akar rumput. Regulasi barang bersubsidi yang kacau. Dan banyak lagi yang membuat rakyat  pusing: mafia proyek, mafia migas, mafia pelabuhan dan mafia pertambangan.

Mafia-mafia inilah yang membuat sistem tidak mampu berjalan dengan baik. Untuk menjalankan sebuah sistem yang benar, diperlukan orang-orang yang profesional. Dibutuhkan orang-orang  cerdas.  Dinanti orang-orang jujur, ikhlas melayani rakyat. Bukan sebaliknya.

Kerja nyata, adalah bekerja demi bangsa.  Bekerja demi kesejahteraan rakyat.  Tegasnya: singkirkan mafia!  Sebab, eksistensi mafia bagaikan BENALU  menempel di pohon yang akhirnya akan membuat pohon itu mati secara perlahan.(*)

Penulis adalah Pemimpin Redaksi siagadatu.co.id
Artikel ini telah dibaca 228 kali

badge-check

Administrator

Baca Lainnya

Hj. Sri Ikut Meriahkan Milad Muhammadiyah

26 November 2023 - 10:51 WITA

Hj. Sri Ikut Meriahkan

Hj. Sri Sulartiningsih, S.Ikom, M.Ikom Berdonasi Untuk Palestina di Baznas

24 November 2023 - 09:12 WITA

Hj. Sri Sulartiningsih, S.Ikom, M.Ikom Berdonasi

Mantapkan Niat Mengabdi di Kaltara, Hj. Sri Sulartiningsih, S.Ikom, M.Ikom, Mohon Doa Restu Kepada Tokoh Agama

23 November 2023 - 12:02 WITA

Ketua Dewan Rakyat Dayak Berau Berharap Sekda Terpilih Harus Punya Rekam Jejak dan Pengalaman yang Jelas

28 September 2023 - 19:46 WITA

Ketua Dewan Rakyat Dayak Berau Berharap Sekda Terpilih Harus Punya Rekam Jejak dan Pengalaman yang Jelas

Polisi Tangkap Seorang Pelaku Perampok Bersenjata Api di Perairan Nunukan, Dua Masih DPO

19 August 2023 - 08:29 WITA

Polisi Tangkap Seorang Pelaku Perampok Bersenjata Api di Perairan Nunukan, Dua Masih DPO

Pertemuan Jokowi-Xi Jinping Hasilkan 8 Kesepakatan Kerja Sama, Ini Daftarnya

28 July 2023 - 14:17 WITA

Pertemuan Jokowi-Xi Jinping Hasilkan 8 Kesepakatan Kerja Sama, Ini Daftarnya
Trending di Ekonomi