TURKI [siagasatu.co.id] – Lebih dari 3.500 jiwa meninggal dunia akibat gempa 7.8 SR di Turki. Gempa 7.8 SR yang menguncang Turki tersebut terjadi pada Senin (6/2) pukul 4.17 Waktu setempat yang mengundang simpati netizen dengan menuliskan #PrayForTurkey.
Gempa berkekuatan 7.8 SR tersebut telah menghancurkan wilayah di Turki tenggara dan Suriah utara, yang hingga kini para petugas masih terus mencari korban di reruntuhan bangunan.
Data sementara setidaknya 2.316 orang tewas yang dilaporkan di Turki, sementara 1.293 orang meninggal di Suriah. Berbagai kendala dihadapi tim evakuasi gempa Turki. Di antaranya reruntuhan bangunan ditengah suhu dingin yang juga menyelimuti Turki.
Seperti dikutip dari disway.id, survei Geologi Amerika mengatakan, gempa berpusat sekitar 33 km dari Gaziantep dengan kedalamannya sekitar 18 km. Selain itu juga terdapat gempa susulan berkekuatan 6.7 SR sekitar sepuluh menit kemudian.
Gempa tersebut terasa hingga Siprus dan Lebanon. Recep Tayyip Erdogan selaku Presiden Turki mengatakan, di Twitter bahwa tim pencarian dan penyelamatan segera dikirim ke daerah yang dilanda gempa.
Hanya dalam beberapa jam jumlah korban gempa tersebut telah mencapai lebih dari 3.500 jiwa. Erdogan mengatakan pada Senin sore jumlah korban tewas telah melonjak menjadi setidaknya 912 orang, dengan hampir 6.000 orang terluka.
Martin Mai selaku profesor geofisika di Universitas King Abdullah di Arab Saudi megungkapkan jika pihaknya akan segera meilihat korban yang lebih banyak lagi akibat gempa tersebut.
Menurutnya, gempa ini bukanlah pertama kali, bahkan gempa telah menyebabkan korban hingga 10.000 sampai 13.000 jiwa.
Di Suriah sendiri evakuasi terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju.
“Saat ini kami mengalami krisis, selain kondisi cuaca yang sangat buruk dan bangunan yang runtuh, dan sayangnya, rumah sakit yang rusak,” ungkap Direktur Regional Timur Tengah untuk Masyarakat Medis Amerika Suriah, Mazen Kiwara seperti dilansir oleh aljazeera.
Sedangkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara mengungkapkan, masih belum menerika data adanya korban dari warga negara Indonesia yang menjadi korban.
“Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban meninggal dunia,” tulis keterangan KBRI Ankara, Senin (6/2).
“Sejumlah WNI di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah. KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat,” lanjut keterangan KBRI Ankara.
“Tiga orang WNI mengalami luka, satu orang di Kahramanmaras dan dua orang Hatay, dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat,” pungkasnya.®