MALINAU, siagasatu.co.id — Dalam sebuah perayaan yang penuh semangat, Irau Malinau Ke-10 dan HUT Malinau Ke-24 pada tanggal 12 Oktober 2023, Suku Dayak Tenggalan menghadirkan serangkaian acara budaya yang luar biasa. Dalam suasana yang meriah, mereka menyambut Bupati Wempi beserta rombongan dengan lagu dan tarian kreatif khas Suku Dayak Tenggalan, disusul oleh parade batik Dayak Tenggalan yang memukau, sebagai pembuka sebelum atraksi budaya Suku Dayak Tenggalan dimulai.
Hari kelima perayaan Irau Malinau Ke-10 dan HUT Malinau Ke-24 ini dimeriahkan oleh atraksi budaya Suku Dayak Tenggalan yang mengesankan. Ritual adat “lumulu” menggambarkan kegembiraan yang meluap setelah pulang dari peperangan atau mengayau, sementara ritual adat “dawat” atau “angangkab” menghadirkan suasana yang penuh ketenangan dan penyegaran, dipimpin oleh para tetua dari lembaga adat Suku Dayak Tenggalan.
Ketua Adat Suku Dayak Tenggalan, Kursani, memberikan catatan sejarah singkat tentang perjalanan Suku Dayak Tenggalan di Kabupaten Malinau. Namun, yang paling mencengangkan adalah pengumuman bangga yang dibawanya. Kursani mengumumkan bahwa pada Irau Malinau Ke-10 dan HUT Malinau Ke-24 ini, Suku Dayak Tenggalan telah mencatatkan prestasi gemilang dengan membuat rekor dunia MURI untuk pertama kalinya.
Pesan yang disampaikan oleh Ketua Adat Dayak Suku Dayak Tenggalan tak kalah menginspirasi. Dia mengajak seluruh warga Suku Dayak Tenggalan untuk bersatu dan menjaga persatuan, dengan visi menuju kesejahteraan yang mereka cita-citakan bersama.
Info: Seputar Kegiatan Pekan IRAU Ke-10 dan HUT Malinau Ke-24
Bupati Malinau, Wempi W Mawa SE., MH, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Suku Dayak Tenggalan, khususnya generasi muda yang telah berperan aktif dalam melestarikan dan mempromosikan kebudayaan mereka melalui seni dan budaya Suku Dayak Tenggalan.
“Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau, saya bangga dengan masyarakat Suku Dayak Tenggalan, yang telah bekerja sama dengan begitu kompak, sehingga menunjukkan kekayaan potensi budaya yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Tenggalan melalui atraksi budaya yang telah ditampilkan.”Ungkap Bupati Wempi dalam sambutannya
Acara budaya Suku Dayak Tenggalan mencapai puncaknya dengan upaya pembuatan rekor dunia MURI yang tak kalah menarik.
Mereka mencetak sejarah dengan berhasil membuat 2.023 Saanduk Tampulung atau sendok tempurung kelapa, sebuah elemen penting dalam budaya Suku Dayak Tenggalan.
Sendok ini digunakan dalam berbagai upacara adat, termasuk pernikahan dan upacara keagamaan, dan dianggap sebagai simbol kelanggengan hidup dan pengalaman.®