MALINAU, siagasatu.co.id — Kemeriahan atraksi budaya dari paguyuban Kerukunan Keluarga Batak Malinau (KKBM) telah menjadi pemandangan yang mengagumkan, bahkan sebelum acara resmi dimulai. Semuanya dimulai dengan penyambutan hangat kepada Bupati Malinau dan rombongan serta prosesi upacara adat Suku Batak, yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan, leluhur, dan pembesar-pembesar, serta semua yang hadir, agar acara berjalan dengan aman dan lancar. (11/10/2023).
Baca Juga: Pemecahan Rekor MURI pada IRAU ke-10, Dayak Sa’ben Malinau Membuat Kecapi Terbesar di Dunia
Momentum penting dalam acara ini melibatkan pemberian “tali-tali” (topi tradisional wanita Batak), “bulang-bulang” (topi tradisional pria Batak), dan “ulos” (kain tradisional Batak) kepada Bupati Malinau dan istrinya, Wakil Bupati dan istrinya, Sekretaris Daerah Malinau, serta Ketua DPRD Malinau.
Pentas tari budaya merupakan pemandangan yang memukau, terutama tarian “Tor Tor” Batak Toba yang mempesona, dieksekusi dengan anggun oleh gabungan dari enam sub-suku Batak. Yang mencolok, penari-penarinya adalah anggota muda dari komunitas Batak, menggarisbawahi komitmen KKBM dalam melestarikan dan memelihara warisan budayanya, bahkan di tanah yang bukan tanah leluhurnya.
R. Sinaga, Ketua KKBM, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Daerah Malinau atas keterlibatan paguyuban Kerukunan Keluarga Batak Malinau (KKBM) dalam perayaan yang meriah ini, Irau Malinau Ke 10 dan Hut Malinau Ke 24. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa masyarakat Batak Malinau adalah bagian integral dari komunitas Malinau secara keseluruhan. Oleh karena itu, mereka siap mendukung inisiatif pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan warganya. Harmonisnya hubungan mereka dengan masyarakat Malinau yang lebih luas juga ditekankan sebagai bagian penting dari identitas mereka.
“warga suku Batak yang ada di Malinau, mari kita berikan perhatian kita untuk membangun Kabupaten Malinau ini” ajak R. Sinaga, di akhir sambutannya.
Wempi W. Mawa, SE., MH, Bupati Malinau, memberikan apresiasi tinggi terhadap penampilan budaya yang luar biasa dari komunitas Batak, dengan penekanan khusus pada penampilan spektakuler generasi muda.
Info: Seputar Kegiatan Pekan IRAU Ke-10 dan HUT Malinau Ke-24
Ia menekankan pentingnya memperkenalkan budaya kepada generasi muda sejak dini, dan khawatir bahwa hilangnya akar budaya dapat terjadi jika pemuda tidak aktif terlibat dalam acara seperti Irau.
Event kebudayaan pada Irau ini adalah suatu moment yang baik untuk saling lebih mengenal budaya serta karakter dari semua suku dan paguyuban yang ada di Kabupaten Malinau.
Bupati Wempi juga mengajak agar semua kepala-kepala adat dan ketua-ketua paguyuban untuk terus hadir mengikuti semua tampilan kegiatan atraksi kebudayan, dari adat-adat lokal dan paguyuban-paguyuban pada Irau Malinau Ke 10 dan HUT Malinau Ke 24 ini.
Ia mengakhiri sambutannya dengan sebuah panggilan untuk saling menghormati dan memahami, dengan menyatakan, “Mari kita tidak hanya mencari untuk memahami diri kita sendiri, tetapi juga berusaha untuk saling memahami.”
Kemegahan budaya yang ditampilkan selama Irau telah menambahkan kekayaan pengetahuan, membuat perbedaan budaya menjadi kekuatan yang menyatukan untuk membangun Malinau yang tercinta bersama. Demikianlah Bupati mengakhiri pidatonya.
Pementasan budaya oleh paguyuban Kerukunan Keluarga Batak Malinau (KKBM) di panggung Padan Liu Burung, dalam rangka perayaan HUT ke-24 Malinau, ditutup dengan upacara “mangai” – sebuah tindakan tradisional pemberian marga – dan tarian-tarian tradisional Batak.®