AS: Rusia Semakin Agresif, Tingkatkan Serangan di Kyiv
WASHINGTON [siagasatu.co.id] – pejabat senior AS mengatakan, pasukan Rusia tampaknya menjadi lebih agresif dalam menargetkan infrastruktur di dalam Kyiv.
Terjadi peningkatan serangan rudal dan artileri, serta di seluruh negeri, Rabu (2/3/2022).
Setelah hampir seminggu, Rusia belum mencapai tujuannya untuk menggulingkan pemerintah Ukraina dan klaimnya untuk mengambil kota pertama juga dibantah oleh Ukraina dan Washington.
Namun jumlah korban perang semakin menjadi pukulan berat bagi warga sipil. Pihak berwenang Ukraina memperkirakan lebih dari 2.000 warga sipil tewas saat serangan Rusia menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan rumah.
“Kami telah mengamati, tentu saja seperti yang Anda semua amati, peningkatan rudal dan artileri yang menargetkan kota yang semakin agresif,” pejabat itu.
Setelah gagal dengan cepat merebut kota-kota besar dan menaklukkan militer Ukraina, para pejabat AS telah mengatakan bahwa mereka percaya Rusia akan bergerak mengubah strateginya ke kota-kota dengan mengepung, memotong pasokan dan rute pelarian, kemudian menyerang dengan kekuatan gabungan semua unsur.
Pemboman paling intensif telah melanda Kharkiv, sebuah kota berpenduduk 1,5 juta orang di timur. Pusat kota telah berubah menjadi gurun yang dibom dengan reruntuhan bangunan dan puing-puing.
“Kekhawatirannya adalah ketika mereka menjadi lebih agresif, mereka akan menjadi kurang tepat dan kurang diskriminatif,” kata pejabat AS itu.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa dia yakin tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina sudah memenuhi syarat sebagai kejahatan perang.
Pejabat itu mengatakan bahwa 450 rudal telah diluncurkan terhadap sasaran Ukraina selama tujuh hari terakhir oleh pasukan Rusia.
Moskow hari ini mengklaim pihaknya telah merebut Kherson, ibu kota provinsi berpenduduk sekitar seperempat juta orang di front selatan, tetapi Ukraina membantah klaim tersebut.
Pejabat itu mengatakan bahwa terlepas dari klaim Rusia, kota itu masih diperjuangkan oleh Ukraina.®
Editor : Suryadi
Sumber : Reuters