MALINAU, siagasatu.co.id — Dalam rangkaian perayaan Irau Malinau Ke-10 dan HUT Malinau Ke-24, Padan Liu Burung dimeriahkan oleh warga suku Tidung Kabupaten Malinau, yang memadati panggung ikon Kabupaten Malinau, (16/10/2023).
Acara dimulai dengan penampilan tari kreasi tradisional suku Tidung, diikuti oleh pertunjukan “Bebolon” oleh Lembaga Adat Besar Tidung (LABT) Malinau.
Baca Juga: Kemeriahan IRAU ke-10 Malinau, Bupati Wempi Buka Secara Resmi Lomba Perahu Dayung Tradisional
“Bebolon” adalah pesan nasehat dalam bentuk lagu yang biasanya disajikan dalam acara sakral atau formal, dan telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2017.
Dalam sambutannya, Ketua LABT Malinau, Drs. H. Edy Marwan, M.Si, menyampaikan kebahagiaannya karena Irau dapat dilaksanakan secara terbuka setelah pandemi Covid-19. Dia juga menyoroti antusiasme masyarakat suku Tidung dalam mendukung acara seni dan budaya mereka, menunjukkan cinta mereka kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau dan Lembaga Adat Besar Suku Tidung Malinau.
Edy Marwan juga mengungkapkan bahwa Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, SE., MH, telah diangkat sebagai “Yama Padang” suku Tidung Malinau pada acara Imbaya ngakan ulun tidung tahun 2022. Selanjutnya, Bupati Wempi diberi pengakuan sebagai bagian penting dari suku Tidung Malinau.
Acara mencapai puncaknya dengan upaya memecahkan rekor dunia MURI dalam kategori memainkan alat musik kluding terbanyak.
Sebanyak 109 orang bersama-sama memainkan alat musik tradisional suku Tidung, “kluding,” dan berhasil mencetak rekor dunia MURI yang mengesankan.
Bupati Wempi memberikan apresiasi dan ucapan selamat kepada Lembaga Adat Besar Suku Tidung, khususnya kepada warga Tidung yang telah membuat sejarah dengan prestasi ini.
Info: Seputar Kegiatan Pekan IRAU Ke-10 dan HUT Malinau Ke-24
Beliau juga memberikan dorongan kuat kepada generasi muda Tidung untuk berani tampil dan menjaga serta melestarikan budaya mereka.
“Sebab jika generasi muda tidak mencintai budaya mereka sendiri, maka itu akan menjadi ancaman serius bagi masa depan budaya itu sendiri,” ujar Bupati Wempi.
Pesan-pesan tersebut ditutup dengan ajakan kepada seluruh lembaga dan paguyuban di Kabupaten Malinau untuk bersama-sama memberikan yang terbaik bagi daerah ini.
“Mari kita bersama-sama dalam sukacita kita, pada kegiatan Irau dan HUT Kabupaten Malinau, kita rawat dan kita jaga, dan kita jadikan semua kita, yang berada di bumi Intimung ini, menjadi nyaman, damai, untuk semua,” tutup Bupati Malinau.
Rangkaian perayaan seni dan budaya adat suku Tidung, diakhiri dengan tarian Japin bersama Bupati Wempi, tamu undangan lainnya, dan warga suku Tidung, menandai penutupan perayaan yang penuh makna ini.®