Oleh : Hariyanto Rivai, Pemimpin Umum siagasatu.co.id
KONSTELASI politik di Jakarta menjelang Pemilu Serentak 2024 diprediksikan akan merembet dan berdampak secara nasional. Pasca munculnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang mempertemukan Partai Golkar, PAN dan PPP, dapat dipastikan jalinan koalisi Indonesia Maju akan berubah. Bahkan PDIP telah memberikan sinyal ogah berkaolisi dengan Partai Demokrat maupun PKS, sehingga ‘titah’ DPP PDIP pasti akan diikuti oleh para kader partai banteng moncong putih tersebut di seluruh daerah.
Salah satu jalinan koalisi yang akan ambyar oleh ‘titah’ itu adalah jalinan koalisi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara antara Zainal Arifin Paliwang – Yansen Tipa Padan (Ziyap).
Sebelumnya, dalam Pilkada 2020 lalu pasangan ini diusung oleh empat partai yakni PDIP, Partai Demokrat, PPP dan Partai Gerindra serta dua partai pendukung non parlemen yakni PKPI dan Gelora.
Pasangan dengan nomor urut 3 itu memperoleh suara sebanyak 145.778 dan berhak menduduki kursi pemenang dalam Pilkada Kaltara 2020.
Namun jalinan koalisi itu sepertinya akan segera berakhir seiring dengan dinamika politik nasional serta politik domestik.
Meski hubungan secara pribadi diantara pasangan itu baik-baik saja tetapi dinamika politik sepertinya akan memisahkan keduanya.
Sinyal-sinyal perpisahan itu juga mulai terlihat seperti misalnya pemasangan baliho ucapan HUT RI ke 77 yang dilakukan oleh Yansen Tipa Padan beserta isterinya yang tersebar di seluruh pelosok Kota Malinau. Eloknya, ucapan HUT RI dilakukan oleh pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara sebagai wujud ‘dwi tunggal’ apalagi tertera logo Pemprov Kaltara dan G20. Tetapi ini justru sebaliknya, mereka terkesan kurang akur dan jalan sendiri-sendiri, sepertinya sinyal pasangan ini akan pisah ranjang di 2024 mendatang.
Sebagai kader Partai Demokrat diyakini Yansen akan jalan sendiri dan menjalin hubungan koalisi dengan partai lain dan memisahkan diri dengan Zainal Arifin Paliwang. Yansen harus segera membuat biduk baru untuk bertarung dalam Pilkada yang akan datang.
Sejumlah nama telah digadang-gadang akan menjadi pasangan baru Yansen untuk bertarung dalam Pilkada yang akan datang untuk memperebutkan sekitar 430.000 suara yang tersebar di empat kabupaten serta satu kota.
Keinginan itu tentu didasari oleh pertimbangan obyektif jika visi untuk menjadikan “Kaltara Rumah Kita” terbukti kurang maksimal. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera dilakukan oleh Pemprov Kaltara untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain.
Padahal Kaltara memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah, seperti sektor pertambangan dan agro industri melalui pemberdayaan budi daya rumput laut yang bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.®