KYIV [siagasatu.co.id] – Presiden Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi dalam menghadapi rentetan pembalasan Barat atas perangnya di Ukraina, Senin (28/2/2022).
Ukrania telah memukul mundur pasukan darat Rusia yang menyerang kota-kota terbesarnya.
Amerika Serikat mengatakan Putin meningkatkan perang dengan “retorika berbahaya”, karena serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua tidak menghasilkan kemenangan cepat, tetapi menghasilkan tanggapan Barat yang luas dan terpadu.
Kurang dari empat hari setelah dimulai, invasi telah memicu respons politik, strategis, ekonomi, dan perusahaan Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Dengan perang di Ukraina ini, dunia tidak akan pernah sama lagi,” tulis kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josef Borrell dalam sebuah opini di surat kabar Guardian.
“Sekarang, lebih dari sebelumnya, waktu bagi masyarakat dan aliansi untuk bersatu membangun masa depan kita di atas kepercayaan, keadilan, dan kebebasan. Inilah saatnya untuk berdiri dan berbicara. Mungkin tidak benar. Tidak pernah. Tidak akan pernah,” katanya.
27 negara Uni Eropa pada hari Minggu memutuskan untuk pertama kalinya dalam sejarahnya untuk memasok senjata ke negara yang sedang berperang.
Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa mereka akan mengirim 450 juta euro ($ 507 juta) persenjataan ke Ukraina. Borrell pada konferensi pers mengatakan dukungan UE akan mencakup penyediaan jet tempur.
Ukraina, negara demokratis berpenduduk 44 juta orang, memperoleh kemerdekaan dari Moskow pada tahun 1991 saat jatuhnya Uni Soviet dan telah mendorong untuk bergabung dengan aliansi militer NATO Barat dan Uni Eropa, tujuan ini yang ditentang keras oleh Rusia.®
Editor : Suryadi
Sumber : Reuters