NUNUKAN [siagasatu.co.id] – Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid membuka kegiatan Gelar Karya Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-4) di SMA Negeri 1 Nunukan, Kamis (19/5/2022). Gelar Karya Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah salah satu program unggulan yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 1 Nunukan yang ditunjuk sebagai salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Nunukan. Melalui kegiatan itu, diharapkan para pelajar semakin memahami nilai – nilai luhur Pancasila.
Selain bupati, tampak hadir dalam kegiatan itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan Akhmad, Kepala SMA Negeri I Nunukan Khoirul Naim, serta Kepala cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara di Nunukan Warsito.
Bupati Laura dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa Pancasila bukan hanya untuk dihafalkan saja, namun harus mampu diimplementasikan dalam sikap, tutur kata, dan perbuatan setiap hari.
Para pelajar yang mendapat materi mata pelajaran tentang Pancasila, kata Laura, harus mampu menjadi contoh bagi masyarakat yang lain dalam hal penerapan Pancasila di kehidupan sehari – hari.
Apalagi, katanya, sebagai pemegang estafet kepemimpinan bangsa, para pelajar punya kewajiban untuk menjaga Pancasila tetap abadi sepanjang masa.
Dalam kesempatan ini Bupati Laura juga memberikan perhatian terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten Nunukan. Bupati Laura berharap melalui sektor pendidikan IPM Kabupaten Nunukan dapat terus dipacu.
Senada dengan yang disampaikan Bupati Laura, Kepala cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara di Nunukan Warsito dalam wawancaranya mengatakan bahwa salah satu indikator dalam pembangunan Indeks Pembangunan Manusia adalah sektor Pendidikan.
“Dari hasil survey yang dilaksanakan oleh BPS, IPM kita di Nunukan ini memang sudah cenderung lebih baik, cuma masih di bawah rata rata nasional, sehingga kaitannya dengan itu maka kita semua komponen di sekolah termasuk orang tua harus bergerak bersama sama,” ujar Warsito.
Beberapa anak – anak yang perlu mendapatkan perhatian, Warsito mencontohkan anak yang tidak bisa sekolah, misalnya anak anak yang sudah sekolah tetapi tidak sampai lulus karena bekerja ataupun menikah.
“Nah ini yang harus menjadi semangat kita semua bagaimana untuk meminimalisir ini, supaya anak anak yang tidak masuk sekolah supaya bisa sekolah, dan anak anak yang sudah sekolah jangan sampai putus sekolah,” tambahnya.® (PROKOMPIM – Tim liputan)