CIANJUR [siagasatu.co.id] – Gempa susulan mengguncang Kabupaten Cianjur setelah gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat, Senin, 21 November 2022.
Sebelumnya, ada sembilan daerah selain Kabupaten Cianjur yang terdampak gempa kemarin, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Garut, dan Kota Bekasi.
BMKG Stasiun Geofisika Bandung menjelaskan bahwa Gempa susulan pada 23 November 2022 hingga pukul 21.00 WIB ada 176 gempa susulan dengan magnitudo terbesar yaitu 4,2 dan terkecil 1,2 SR.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbaharui data korban meninggal dan luka-luka hingga kerusakan akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Diketahui sebelumnya korban meninggal ada 162 orang menjadi 271 korban tewas. Sementara korban luka-luka menjadi 2.043 orang, dari sebelumnya 1.083 orang. Sedangkan sebanyak 40 orang dilaporkan masih hilang.
“Jadi 271 sudah terkonfirmasi lewat puskesmas di seluruh Kabupaten Cianjur,” kata Letjen TNI Suharyanto pada Kamis, 24 November 2022.
Tambahnya, 271 korban meninggal sudah teridentifikasi berdasarkan nama dan alamat.
Selebihnya, total rumah rusak sudah lebih dirinci. Rumah rusak sebanyak 56.320, dengan rumah rusak berat 22.241, rumah rusak sedang 11.641, dan rumah rusak ringan 22. 090. Selain itu jumlah warga mengungsi 61.908 orang.
Suharyanto juga mengatakan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan bertambah, karena bisa terjadi miskomunikasi, mungkin ada kasus jenazahnya langsung dimakamkan tanpa dilaporkan ke puskesmas atau rumah sakit.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau Kang Emil, sapaan lain Gubernur Jabar, jumlah korban kemungkinan dapat bertambah.
“Di beberapa titik lokasi karena cuaca, gelap, lampu mati, akses terputus diduga masih ada warga-warga yang hilang terperangkap oleh longsor sehingga kami menduga kelihatannya jumlah korban akan terus bertambah dalam hitungan waktu pada saat nanti kita melakukan tindakan evakuasi,” lanjut Ridwan Kamil.
Sementara itu, bantuan terus berdatangan mulai dari Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi, hingga masyarakat luas dikarenakan para penyintas gempa yang membutuhkan bantuan logistik seperti air, makanan, makanan bayi, alas tidur, selimut, dan pakaian bekas.®