MALINAU, siagasatu.co.id — Festival Budaya Irau ke-11 dan HUT ke-26 Kabupaten Malinau tahun 2025 mengangkat tema “Malinau Negeri Sang Pengendali Air, Kaltara Terang, No Indonesia Gelap”. Tema ini disebut sebagai penegasan identitas ekologis Malinau yang memiliki hutan luas dengan fungsi penting menjaga keseimbangan air.
Bupati Malinau, Wempi W Mawa menjelaskan, lebih dari 90 persen wilayah Malinau merupakan kawasan hutan, sehingga perannya strategis bukan hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga bagi kawasan Kalimantan Utara dan Indonesia.
Baca Juga: Slank Guncang Pembukaan Festival Budaya Irau Malinau 2025
“Hutan di Malinau berfungsi layaknya bank air, menyimpan cadangan dan melepaskannya secara perlahan. Inilah yang menjadi alasan kami mengusung tema tersebut,” ujarnya dalam sambutan pembukaan di panggung Padan Liu Burung, Selasa (7/10/2025).
Ia menambahkan, fungsi ekologis itu membuka peluang besar pemanfaatan energi terbarukan, salah satunya melalui Proyek Strategis Nasional Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk yang terintegrasi dengan kawasan industri di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan.
Menurut Wempi, langkah itu merupakan bentuk kontribusi Malinau bagi ketahanan energi nasional. Selain menyoroti aspek ekologis, Festival Irau juga menjadi sarana pelestarian budaya dan penggerak ekonomi rakyat.
Selama 20 hari pelaksanaan, sebanyak 551 UMKM ambil bagian untuk menawarkan produk kuliner, karya kerajinan, dan usaha kreatif. “Irau merupakan ruang kebersamaan lintas etnik yang sekaligus mendorong ekonomi masyarakat,” kata Wempi.
Bupati Malinau itu menambahkan, berdasarkan survei Badan Pusat Statistik dan Politeknik Malinau, penyelenggaraan Irau tahun 2023 mencatat perputaran uang mencapai Rp44,8 miliar dengan pertumbuhan ekonomi melonjak 108,63 persen. Pihaknya optimis tren tersebut akan terulang bahkan meningkat pada Irau tahun ini..® (HS)