MALINAU, siagasatu.co.id — Suasana haru terpancar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Malinau, (9/11/2023) ketika Palang Merah Indonesia (PMI) Malinau secara resmi menyerahkan bantuan alat kesehatan. Sebuah momen yang penuh makna, yang lebih dari sekadar bantuan materiil, tetapi juga mencerminkan kepedulian dan empati terhadap anak-anak dengan disabilitas.
Setelah penyerahan bantuan, fokus perhatian beralih pada tindakan sigap Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau yang menurunkan excavator milik UPTD PUPR-PERKIM. Langkah ini menjadi bukti nyata dari komitmen serius untuk menciptakan lingkungan inklusif di SLB Malinau. Excavator tersebut memiliki tugas ganda, yakni menormalisasi parit di sekolah dan sekaligus membuat kolam ikan. Keputusan ini diambil dengan tujuan mendukung keterampilan pilihan bagi anak-anak disabilitas, khususnya dalam budidaya ikan air tawar.
Dalam wawancara dengan kepada media, Kepala SLB Malinau, Sukaca, S.Pd.SD, mengekspresikan terima kasih dan kagumnya terhadap Ketua PMI Dr. Ernes Silvanus, S.Pi, MM. Sukaca tidak hanya menyoroti bantuan yang disampaikan, tetapi juga mengamati respons emosional Dr. Ernes Silvanus, S.Pi, MM.
“Raut wajahnya merupakan spontanitas beliau sebagai bentuk empati dengan anak-anak disabilitas yang mungkin dianggap masyarakat sebagai anak-anak yang terpinggirkan. Oleh karena itu, begitu melihat anak-anak dengan macam-macam karakter, mungkin muncullah keinginan dalam hati beliau bahwa saya harus berbuat untuk mereka,” ungkap Sukaca dengan penuh terharu.
Sukaca juga memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau yang secara konsisten mendukung SLB. Meskipun terdapat pembagian wilayah sesuai dengan UU nomor 23, pemerintah daerah tetap hadir dengan bantuan khusus, termasuk pakaian dan perlengkapan sekolah.
“Pemerintah daerah di 2023 ini sudah memberikan bantuan khususnya untuk anak-anak SLB, Terkhusus Bapak Ernes, beliau memiliki cara pandang yang tidak rumit, bahwa anak-anak Malinau yang berkebutuhan khusus juga harus dilayani, diasuh, dan dilatih untuk meraih prestasi,” tambahnya.
Sebagai penutup, Sukaca menyampaikan harapannya kepada pemerintah daerah, orang tua, dan masyarakat. Ia mendorong kebijakan sekolah inklusi, mengajak orang tua untuk tidak merasa kecewa memiliki anak disabilitas, dan mengingatkan masyarakat untuk menghormati keberadaan anak-anak tersebut.®