TANJUNG SELOR [siagasatu.co.id] – Ketua Umum Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri, Dr Evita Nursanty MSc bersama anggota DPR RI Dapil Kaltara, Ir Deddy Yevri Hanteru Sitorus MA tiba di Pelabuhan Kayan IV Tanjung Selor sekitar pukul 17.00 Wita dan rencananya akan mengukuhkan kepengurusan KBPP Polri Provinsi Kaltara periode 2019-2024, pada Jum’at (22/4/2022) bertempat di Mapolda Kaltara.
Kedatangan Pengurus KBPP Polri Pusat, Evita Nursanty dan Deddy Sitorus turut melakukan ‘Sosialisasi Empat Pilar MPR RI’ pada seluruh anggota KBPP Polri Kaltara.
Acara sosialisasi yang berlangsung di Hotel Pangeran Khar Tanjung Selor ini menyampaikan adanya ancaman intoleransi dan radikalisme yang dinilai semakin meningkat tensinya menjelang Pemilu Serentak 2024 mendatang.
Pada narasinya, Ketum KBPP Polri Evita Nursanty menguraikan pentingnya meningkatkan nilai nasionalisme untuk menangkal semakin meningkatnya ancaman intoleransi dan radikalisme di tengah masyarakat.
“Nasionalisme akan mampu menangkal ancaman intoleransi dan radikalisme,” paparnya.
Menurut Evita, bangsa Indonesia memiliki modal dasar yang kuat yaitu Pancasila. Dengan peningkatan nilai nasionalisme, kata Dia, akan terus menumbuhkan rasa persatuan dan cinta tanah air sehingga berbagai ancaman intoleransi dan radikalisme bisa dilawan.
“Dengan semakin menumbuhkan nilai nasionalisme, segala bentuk ancaman termasuk intoleransi dan radikalisme bisa dilawan. Bangsa ini punya Pancasila yang dapat semakin menguatkan nilai nasionalisme,” sebutnya.
Penyampaian Ketum KBPP Polri Evita Nursanty dilanjut Anggota DPR RI Deddy Sitorus yang mendeskripsikan empat pilar yang disosialisasikan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Kaltara ini memaparkan bahwa Pancasila lah yang menjadi pengikat atau pemersatu dari bangsa dengan berbagai adat, bahasa, dan kepentingan yang berbeda-beda. Tanpa Pancasila, kata Dia, bangsa ini bisa dipastikan akan terpecah belah.
“Pancasila tidak dimiliki bangsa-bangsa lain, sehingga banyak negara kini terpecah belah karena tidak memiliki perekat persatuan seperti Indonesia,” tandasnya.
Deddy Sitorus juga meyakini bahwa Pancasila yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan puncak peradaban yang sempurna, yang tidak dimiliki negara lain.
Adapun terkait kegiatan ‘Sosialisasi Empat Pilar MPR RI’ menurut Deddy, bukanlah kegiatan yang diinisiasi secara personal atau kelompok, namun kegiatan ini memiliki legitimasi hukum yang jelas, tertuang dalam UU nomor 17 tahun 2014.
Dikatakan pula politisi PDI Perjuangan ini, penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam kurun waktu terakhir semakin melemah sehingga sangat diperlukannya Sosialisasi Empat Pilar MPR RI agar Pancasila tetap menjadi pengikat yang kuat dalam mempersatukan keberagaman bangsa ini.
“Jika Pancasila tak lagi menjadi pengikat, maka negara ini bisa terpecah seperti Bosnia,” sebutnya.
Untunglah, kata Deddy, dalam menjaga keutuhan NKRI, bangsa ini memiliki dua ormas terbesar yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang menjadi penyokong keutuhan NKRI.
Terakhir, Deddy mengingatkan untuk perlunya mewaspadai perang proxi dan politik hegemoni global yang bisa saja menimbulkan kekacauan di Indonesia, jika bangsa ini tidak memperkuat ikatan persatuan dan juga terus meningkatkan nilai nasionalismenya.®
(Suryadi)