JAKARTA [siagasatu.co.id] – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan Polda NTB telah melaksanakan gelar perkara dalam menentukan nasib korban begal yang jadi tersangka Amaq Sinta.
Dalam waktu dekat, hasil gelar perkara akan dibeberkan ke masyarakat.
“Untuk memberikan kepastian hukum (terhadap Amaq Sinta),” ujar Listyo dalam keterangan tertulis yang diunggah di akun Instagram @listyosigitprabowo, Sabtu, 16 April 2022.
Jenderal bintang empat itu yakin jajarannya menerapkan asas proporsional, legalitas, akuntabilitas, dan nesesitas dalam menangani kasus itu. Sehingga, diharapkan dapat menghasillan keputusan hukum yang seadil-adilnya.
“(Diharapkan) kemanfaatan hukum betul-betul bisa dirasakan oleh masyarakat,” bebernya.
Dalam kasus ini yang menjadi korban begal adalah AS, pria asal Kabupaten Lombok Tengah. Sedangkan, pelaku begal yang diduga tewas di tangan AS ialah OWP dan PE.
Menurut hasil visum, mereka tewas dengan luka tusuk di bagian dada dan punggung hingga menembus paru-paru.
Berdasarkan kronologis, mereka tewas ketika beraksi di Jalan Raya Dusun Babila, Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah.
Aksi mereka dilakukan dengan cara mengadang dan memaksa AS menyerahkan kendaraan roda dua yang dikendarainya.
Sedangkan, nasib dua rekan begal lainnya, HO dan WA, yang disebut bertugas memantau situasi dari belakang, melarikan diri setelah mengetahui OWP dan PE tewas.
Polisi menetapkan AS sebagai tersangka. Ia disangkakan melanggar Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP juncto Pasal 49 ayat 1 KUHP.
Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP tersebut mengatur tentang perbuatan pidana pembunuhan atau menghilangkan nyawa orang lain. Namun, kedua pasal tersebut dikaitkan dengan Pasal 49 ayat 1 KUHP tentang Pembelaan Terpaksa (Noodweer) yang menyatakan AS tidak dapat dipidana.®
(mediapolri.id)