MALINAU, siagasatu.co.id — Seorang guru SMA di pedalaman Long Sule Kecamatan Kayan Hilir membangun sistem pembelajaran digital tanpa internet. Learning Management System (LSM) berbasis web ini telah berhasil diujicobakan pada dua mata pelajaran di SMAN 13 Malinau.
Wawan Priantoro, seorang guru mata pelajaran sejarah, menggunakan jaringan lokal (intranet) untuk membangun sistem manajemen pembelajaran digital tersebut. Hal ini dilakukan dalam kondisi keterbatasan internet dan listrik PLN di pedalaman Kayan Hilir.
Baca Juga: Livoma 2023, Ajang Prestasi dan Dukungan Penuh dari Pemkab Malinau
Lokal Area Nerwork (LAN) ini menfaatkan router bekas sebagai access point. Sehingga tanpa internet, LMS ini dibangun dari perangkat laptop sebagai server, dan WiFi router sebagai penghubung server dengan perangkat lain.
Sistem pembelajaran digital ini hanya didukung daya listrik dari pembangkit listrik tenaga surya.
“Router WiFi yang saya gunakan itu kan sederhana, router bekas yang sudah nggak dipakai, saya bawa ke pedalaman sebagai akses poin” Ucapnya (01/12).
Terbatasnya jaringan internet dan listrik di pedalaman Long Sule jelas menjadi kendala mode pembelajaran merdeka belajar. Sehingga terobosan ini lahir dari kekhawatiran pihaknya sebagai tenaga pendidik akan ketertinggalan yang dialami para murid.
“Kita coba-coba bikin website yang disusun secara mandiri dari liburan semster kemarin, sambil berjalan sampai sekarang masih dalam penyempurnaan” Imbuhnya.
Atas inovasinya, Wawan Priantoro mendapat penghargaan dari Kemendikbud. Ia dinobatkan sebagai guru berdedikasi tepat di peringatan hari guru pada 25 November di Jakarta.®